dan Sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Nabi Musa
Kitab Taurat, dan Kami iringi kemudian daripadanya Dengan beberapa orang Rasul,
dan Kami berikan kepada Nabi Isa Ibni Maryam beberapa mukjizat serta Kami
teguhkan kebenarannya Dengan Ruhul-Qudus (Jibril). maka patutkah, tiap-tiap
kali datang kepada kamu seorang Rasul membawa sesuatu (kebenaran) Yang tidak
disukai oleh hawa nafsu kamu, kamu (dengan) sombong takbur (menolaknya),
sehingga sebahagian dari Rasul-rasul itu kamu dustakan, dan sebahagian Yang lain
pula kamu membunuhnya? (Surah al Baqarah, 2 : 87)
Dalam ayat ini Allah menerangkan kesombongan
dan tentangan Bani Israil terhadap para Nabi dan Rasul, dan bahwa mereka hanya
menurutkan hawa nafsu. Juga Allah menyebut bahwa Allah telah menurunkan kitab
Taurat pada Nabi Musa a.s. Tetapi orang-orang Yahudi mengubah-ubah dan
menyalahi hukumnya dan menakwilkannya menurut kepentingan hawa nafsu.
Kemudian Allah mengutus beberapa
Rasul sesudah Nabi Musa untuk melaksanakan ajaran kitab Taurat yang sesungguhnya,
tetapi Bani Israil (orang Yahudi) menghadapi mereka dengan rasa permusuhan
sehingga sebagian Rasul itu mereka dustakan sedang sebagian yang lain mereka
bunuh.
Aisyah r.a. berkata,
"Rasulullah saw. membuatkan mimbar untuk Hassan bin Tsabit di dalam masjid.
Maka Hassan selalu membela Rasulullah saw. di atas mimbar itu, sehingga
Rasulullah saw. berdoa, "Allahumma ayyid Hassan biruhil qudus ka-maa
naa fa an nabiyyika = Ya Allah tolonglah Hassan dengan ruhul qudus, karena
ia selalu membela (mempertahankan) NabiMu". (Bukhari).
Di lain riwayat Nabi saw. bersabda kepada
Hassan. "Balaslah celaan Quraisy kepada
Islam dan Nabi Muhammad saw dan
Jibril selalu membantumu".
Abu Hurairah r.a. berkata,
"Umar bin al Khathab r.a. masuk masjid sedang Hassan bin Tsabit membacakan
syairnya. maka dilihat oleh Umar, maka Hussan berkata, "Dahulu saya
membacakan syair di sini ketika di sini ada orang yang lebih haik dari padamu',
kemudian Hassan menoleh kepada Abu Hurairah dan berkata, 'Saya bertanya kepadamu,
demi Allah, apakah anda juga mendengar ketika Rasulullah saw. berkati kepadaku,
"Ajib anni Allahumma ayyid hu biruhil qudus = Jawablah mereka atas namaku,
ya Allah tolonglah ia dengan ruhul qudus". Jawab Abu Hurairah, "Ya benar."
Ihnu Mas'ud r.a. berkata bahwa
Rusulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya
ruhul qudus berbisik dalam hati
(perasaun)ku, bahwa seseorang takkan
mati sehingga menyelesaikan rezeki dun ajalnya. Karena itu bertakwalah
kepada Allah dan baik-baiklah dalam berusaha mencnrinya. (HR. Ibnu Hibban).
Ruhul qudus; Run berarti Jibril. Al-Qudus suci dan berkat.
Taqtulun; 'Membunuh, digunakun fi'il mudhari' untuk menunjukkan sifat mereka
tidak terhenti pada yang suduh dilakukan terhadap Zakariya, Yahya, Isa dan akan
membunuh Nabi Muhammad saw. dengah sihir dan racun sehingga Nabi saw. bersabda,
"Maa zalat ak latu khaibar tu'aa widuni, faha dza awaa ni inqi thaa'i ab
hari".
Selalu pengaruh makanan di Khaibar itu terasa padaku,
sehingga kinilah masa terputusnya urat jantungku.(Bukhari).
(وَقَالُوا
قُلُوبُنَا غُلْفٌ ۚ بَل
لَّعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَّا يُؤْمِنُونَ)
Dan mereka berkata, "Hati kami tetah tertutup, sebaliknya Allah
mengutuk mereka, karena kekafiran mereka, maka sedikit yang mereka iman. (88).
Ghulfun; berarti tidak dapat mengerti. Juga berarti tertutup. Juga berarti
hati kami telah penuh dengan ilmu, sebingga tak berhajat kepada ilmumu.
(بَل
لَّعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ)
Bahkan Allah telah mengusir dan menjauhkan dari segala kebaikan, sehingga tiada
beriman dari mereka kecuali sebagian kecil (sedrkit).
(وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ
مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ
كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُم مَّا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى
الْكَافِرِينَ)
Dan ketika tiba pada mereka kitab Allah, sesuai dengan
apa yang ada pada mereka, padahal sebelum itu mereka mengharap kemenangan pada
Allah dengan berkat Nabi yang akan datang, terhadap orang-orang kafir, tetapi
ketika Nabi dan kitab yang mereka harapkan itu telah tiba dan mereka ketahui,
tiba-tiba mereka ingkari (kafir) Terhadapnya, maka laknat kutukan Allah
terhadap orang-orang yang kafir (ingkar). (89).
Ibnu Abbas r.a. berkata, "Dahulu orang-orang Yahudi mengharapkan
kemenangan ketika berhadapan dengan al-Aus dan al-Khazraj dengan berkat Nabi
yang akan tiba di akhir zaman, yakni sebelum diutusnya Nabi saw., tetapi ketika
mereka mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi akhir zaman dari bangsa
Arab, mereka segera mengingkarinya. Maka mereka ditegur oleh Mu'adz bin Jabal
dan Bisyir bin al-Bara bin Ma'rur r.a. dan Dawud bin Salamah,
"Hai orang-orang Yahudi, bertakwalah kalian kepada Allah dan Islamlah
kalian, sebab kalian dahulu selalu mengharap kemenangan ketika menghadapi kami,
dengan berkat Nabi Muhammad saw. ketika dahulu kami masih musyrik, bahkan
dalam memberitakan kepada kami bahwa Nabi itu akan diutus bahkan kalian
menyebut sifat-sifa tnya." Sallam bin Masykam dari Yahudi Bani an-Nadhir
menjawab, "Dia tidak membawakan kepada kami sesuatu yang telah kami
ketahui dan bukan itu yang kami sebut-sebut kepada kamu." Maka Allah
menurunkan ayat 89 ini.
Abul Aliyah berkata, "Dahulu orang-orang Yahudi mengharap pertolongan
Allah dengan berkat Nabi Muhammad saw. yang akan datang ketika menghadapi kaum
musyrikin dari bangsa Arab sambil berdoa. "Ya Allah utuslah Nabi yang
telah kami ketahui sifatnya yang tercantum dalam kitab Taurat yang ada pada
kami, supaya kami dapat menghukum dan membunuh kaum musyrikin. kemudian ketika
Nabi Muhammad saw. diutus, dan mereka mengetahui bahwa dia dari bangsa Arab,
lang-sung mereka tentang dan kafir kepadanya, karena hasud iri hati terhadap
bangsa Arab, padahal mereka mengetahui benar-benar bahwa ia Rasulullah saw.
yang sesungguhnya.
(بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ أَن
يَكْفُرُوا بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَن يُنَزِّلَ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
عَلَىٰ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ
فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٍ ۚ
وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ)
Sejahat-jahat perkara (yang mereka lakukan) ialah perbuatan mereka membeli
kesenangan dirinya sendiri Dengan mengingkari Al-Quran Yang telah diturunkan
oleh Allah, kerana dengki Bahawa Allah menurunkan dari limpah kurniaNya (wahyu)
kepada sesiapa Yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya (iaitu Nabi Muhammad
s.a.w). Dengan sebab itu sudah sepatutnya mereka mendapat kemurkaan Allah
bertalu-talu, dan orang-orang Yang kafir itu akan beroleh azab sengsara Yang
menghinakan. (Surah al Baqarah, 2 : 90)
Orang Yahudi telah memilih untuk
diri mereka kafir terhadap apa yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw.
karena hasud iri hati, karena Allah telah menurunkan karunia yang berupa kenabian
dan wahyu pada seorang dari bangsa Arab, karena itu mereka kembali mendapat
murka Allah, murka Allah yang pertama ketika mereka menyembah anak lembu, dan
yang kedua ketika mereka kafir terhadap Nabi Muhammad saw. dan al-Quran. Atau murka yang pertama karena merekit kafir terhadap Nabi Isa a.s. dan
kedua ketrka mereka katir terhadap Nabi Muhammad saw. dan al-Quran.
Abduilah bin Ami r.a. berkata bahwa Nabi
Muhammad saw. bersabda:
manusia, segala sesuatu di alas mereka karena sangat
hina-nya, mereka akan masuk ke dalam sel penjara dalam jaha-nam yang bernama
paules (boles), di atas mereka tumpu-kan apt, diberi minum dari peluh ahli
neruka (darah dan nanah) ahli neraka. Ahmad).
(وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنزَلَ
اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ
وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ
فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنبِيَاءَ اللَّهِ مِن قَبْلُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ) 91
(وَلَقَدْ جَاءَكُم مُّوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ
اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِن بَعْدِهِ وَأَنتُمْ ظَالِمُونَ)
92
dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu kepada apa Yang
telah diturunkan oleh Allah (kepada Nabi Muhammad)", mereka menjawab:
"Kami hanya beriman kepada apa Yang telah diturunkan kepada Kami
(Taurat)". dan mereka ingkarkan (Kitab) Yang lain Yang diturunkan kemudian
daripadanya, padahal Al-Quran itu benar lagi mengesahkan Kitab Taurat Yang ada
pada mereka. Katakanlah (Wahai Muhammad): "Jika demikian mengapa kamu
membunuh Nabi-nabi Allah pada masa Yang lalu kalaulah kamu benar-benar
orang-orang Yang beriman?". 92. dan Sesungguhnya telah datang kepada kamu
Nabi Musa membawa keterangan-keterangan (mukjizat) kemudian kamu menyembah
(patung) anak lembu sepeninggalannya, dan kamu (dengan perbuatan itu) adalah
orang-orang Yang zalim. (Surah al Baqarah, 2 : 91-92)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan kepada
kita umat Muhammad saw. sifat orang-orang Yahudi jika diajak beriman kepada
al-Quran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Mereka beralasan,
"Kami telah percaya kepada kitab Allah yang diturunkan kepada kami dan
kafir dengan lain-lainnya, padahal semua itu dari Allah dan sesuai dengan
ajaran yang ada di dalam kitab mereka. Mengapakah kalian membunuh Nabi-nabi
yang diutus Allah di antara kamu, jika kalian benar beriman, sebab iman pereaya
kepada kitab Allah itu harus melaksanakan semua ajaran tuntunan yang di dalamnya, sehingga dapat
mengikuti semua Nabi dan mempercayai ajaran mercka, tidak hanya mengikuti yang
cocok dengan selera nafsu semata-mata dan kafir dengan yang tidak cocok dengan
nalsunya.
Kemudian Allah menjelaskan keadaan Yahudi terhadap Nabi Musa a.s. yang telah
menyelamatkan mereka, yang telah datang kepada mereka membawa bukti-bukti
mukjizat untuk menyatakan bahwa dia benar-benar utusan Allah dan bahwa tiada
Tuhan selain Allah, kemudian ditambah dengan kejadian topan (banjir), belahing,
kutu, katak dan sungai darah, juga tongkat dan tungan Nabi Musa a.s. sendiri
dan naungan awan dan terbelahnya laut dan jaminan al-Manna al Salwa, tetapi
begitu ditinggal sementara untuk menerima kitab Allah, tiba-tiba mereka sudah tersesat
dan menyembah anak lembu yang dibuat oleh Samiri.
Demikianlah jiwa dan sifat kaum Yahudi dalam beraguma, dan demikian itu jauh
daripada iman yang sesungguhnya.
(وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا
فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا ۖ قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي
قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ ۚ قُلْ
بِئْسَمَا يَأْمُرُكُم بِهِ إِيمَانُكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ)
dan (ingatlah)
ketika Kami mengikat perjanjian setia Dengan kamu semasa Kami angkatkan bukit
Tursina itu ke atas kamu (sambil Kami berfirman): "Ambilah (dan amalkanlah
ajaran Kitab Taurat) Yang Kami berikan kepada kamu itu Dengan
bersungguh-sungguh, dan dengarlah (Apa Yang diperintahkan kepada kamu Dengan
mematuhinya)". mereka menjawab: "Kami dengar, dan Kami
menderhaka". sedang kegemaran menyembah (patung) anak lembu itu telah mesra
dan sebati di Dalam hati mereka, Dengan sebab kekufuran mereka. Katakanlah
(Wahai Muhammad):" amatlah jahatnya apa Yang disuruh oleh iman kamu itu
kalaulah kamu orang-orang Yang beriman". (Surah al Baqarah, 2 : 93)
Demikianlah contoh kekurangan kaum Yahudi, dalam menerima segala
perjanjian, tidak suka
menerima dengan cara yang baik,
minta dipaksakan dan bila telah dipaksakan, mereka terima untuk mendengar
semata-mata, tetapi tidak untuk menaatinya, dan jiwa yang sedemikian terhadap
ajaran Allah, adalah jiwa yang kafir, karena itu mudah dipengaruhi oleh
penyembahan terhadap anak lembu, karena itu Allah menyuruh kita menempelak
mereka dengan kalimat, "Sungguh sangat jelek tuntunan imanmu jika kamu
mengakui beriman, tetapi masih saja terpengaruh oleh benda-benda sehingga
menyembah sesuatu selain dari Allah".
Abu Darda' r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda:
cintamu pada sesuatu membutakan dan memekakkan menyebabkan anda buta tidak
mau melihat yang lain, dan menjadikan pekak tidak suka mendengar nasihat siapa
pan jua. (HR. Ahmad" dan Abu Dawud).
As-Suddi berkata, "Nabi Musa a.s. mengambil patung anak lembu dibuat
dari emas dan disembah oleh Bani Israil, lalu dikikir sehingga menjadi debu
lalu dibuang di laut.
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, "Sengaja Nabi Musa mengikir patung
anak lembu yang disembah oleh Bani Israil ke tepi laut, maka tiada seorang yang
minum dari air laut itu melainkan kuning wajahnya bagaikan emas."
(قُلْ إِن
كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْآخِرَةُ عِندَ اللَّهِ خَالِصَةً مِّن دُونِ النَّاسِ
فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ) 94
(وَلَن
يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ) 95
(وَلَتَجِدَنَّهُمْ
أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ
وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَن يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ)
96
94.Katakanlah
(Wahai Muhammad kepada kaum Yahudi): "Kalau syurga negeri akhirat itu
telah menjadi hak istimewa untuk kamu pada sisi hukum Allah, tidak boleh
dicampuri oleh orang-orang lain (seperti Yang kamu dakwakan itu), maka
cita-citakanlah mati (supaya kamu dimatikan sekarang juga), jika betul kamu
orang-orang Yang benar".95. dan sudah tentu mereka tidak akan
mencita-citakan mati itu selama-lamanya, Dengan sebab dosa-dosa Yang telah
mereka lakukan; dan Allah sentiasa mengetahui akan orang-orang Yang zalim itu.
96. Demi Sesungguhnya Engkau (Wahai Muhammad) akan dapati mereka itu
setamak-tamak manusia kepada hidup (yang lanjut masanya), dan (lobanya mereka
kepada hidup itu) melebihi loba orang-orang kafir musyrik. tiap-tiap seorang
dari mereka suka kiranya ia boleh hidup seribu tahun, padahal umur panjang Yang
demikian, tidak akan dapat melepaskannya dari azab (yang disediakan oleh
Allah). dan (ingatlah), Allah sentiasa melihat akan apa Yang mereka lakukan.
(Surah al Baqarah, 2: 94-96)
Dalam ayat ini Allah
menuntun kepada Nabi Muhammad saw. untuk menentang orang Yahudi yang mengatakan
bahwa surga di akhirat itu khusus untuk mereka. Jika benar pengakuanmu bahwa
surga di akhirat khusus untuk kamu, katakanlah aku ingin mati, supaya lekas
kembali ke akhirat (surga).
Ibnu Abbas r.a.
berkata, "Andaikan orang Yahudi itu berkata "Ingin mati pasti mereka
akan mati". Bahkan andaikan mereka berkata "Ingin mati" nescaya
akan tersendat oleh liur-nya dan mati.
Ibnu Jarir
meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:
Andaikan
orang-orang Yahudi berani menyatakan ingin mati, pasti mereka akan segera mati,
dan akan melihat tempat mereka dalam neraka. Dan andaikan orang yang mengajak
mubahalah itu- berani keluar berhadapan denganRasulullah saw. pasti mereka akan
kembali habis binasa harta dan keluarganya.
Ayat ini bersamaan dengan ayat 67 surat al-Jumuah.
Sedang pengakuan
bahwa surga itu mnnopoli untuk mereka sama dengan ayat 111 surat al-Baqarah.
Ayat Mubahalah dahim
surat AH Imran ayat 61.
Wamaa huwa
bimuzahzihihi; Dan tidak dapat menyelamat-kan diri dari siksa walaupun lanjut
umur.
(قُلْ
مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ
اللَّهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ)
97. Katakanlah
(Wahai Muhammad): "Sesiapa memusuhi Jibril maka sebabnya ialah kerana
Jibril itu menurunkan Al-Quran ke Dalam hatimu Dengan izin Allah, Yang
mengesahkan kebenaran Kitab-kitab Yang ada di hadapannya (yang diturunkan
sebelumnya), serta menjadi petunjuk dan memberi khabar gembira kepada
orang-orang Yang beriman". (Surah al Baqarah, 2 : 97)
(مَن
كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ
فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ)
sesiapa memusuhi
Allah (dengan mengingkari Segala petunjuk dan perintahNya) dan memusuhi
Malaikat-malaikatNya dan Rasul-rasulNya, khasnya malaikat Jibril dan Mikail,
(maka ia akan diseksa oleh Allah) kerana Sesungguhnya Allah adalah musuh bagi
orang-orang kafir. (Surah al Baqarah, 2 : 98)
Ibnu Jarir at-Thabari
berkata, "sepakat ahli-ahli tafsir bahwa ayat ini diturunkan sebagai
jawaban terhadap pernyataan Bani Israil hahwa mereka musuh pada Malaikat
Jibril. Kemudian mereka berbeda pendapat mengenai sebab turunnya.
Ibnu Abbas
r.a. berkata, "Telah datang rombongan Yahudi kepada Rasulullah saw. lalu
mereka bertanya, 'Ya Abal Qa-sim beritahukan kepada kami beberapa soal yang
kami ajukan ini yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi'. Jawab Nabi saw., "Bertanyalah sesukamu, tetapi
aku minta janji sebagaimana yang diambil oleh Yaqub terhadap putra-putranya,
jika aku telah menerangkan kepadamu, dan kamu mengetahui itu benar harus kalian
ikut kepadaku masuk Islam". Jawab-mereka, Terserah
kepadamu', Maka Rasulullah saw. bersabda: "Tanyakan apa yang kamu
suka". Maka mereka bertanya, 'Beritakan kepada kami makanan apakah yang
telah diharamkan oleh Israil (Yaqub) atas dirinya sebelum turun Taurat!
Beritakan kepada kami air mani lelaki dan wanita, dan bagaimana jadinya anak
laki-Iaki dan perempuan! Beritakan kepada kami tentang Nabiyil Ummi yang
tersebut dalam Taurat! Dan siapakah walinya dari Malaikat?' Jawab Nabi saw.,
"Kamu tetap menepati janji Allah jika aku beritakan kepadamu kamu harus
mengikuti aku!" Lalu mereka berjanji menurut apa yang diminta oleh
Rasulullah saw. Kemudian Nabi saw. bersabda, "Aku tuntut kamu demi Allah
yang menurunkan Taurat kepada Nabi Musa, apakah kamu mengetahui bahwa Israil
(Yaqub) menderita sakit yang agak lama dan berat, sehingga bernazar, jika Allah
menyembuhkan penyakitnya, maka ia akan mengharamkan atas dirinya sendiri
ma¬kanan dan minuman yang sangat disuka, sedang makanan dan minuman yang sangat
disuka ialah daging unta dengan susunya?" Jawab mereka, 'Ya, benar'.
Rasulullah saw. bersabda, "Ya Allah saksikanlah mereka itu. Dan aku sumpah
kamu demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia yang menurunkan Taurat kepada Nabi
Musa, kamu ketahui bahwa air mani lelaki putih kental sedang mani perempuan
kuning cair, maka yang mana di antara keduanya ke atas maka anak menyerupainya
dengan izin Allah. Jika mani lelaki di atas maka menjadi anak lelaki, dan bila
mani perempuan di atas maka jadi anak perempuan dengan izin Allah Ta'ala".
Jawab mereka, 'Ya Allah, ya benar'. Nabi saw. bersabda, "Ya Allah
saksikanlah. Dan aku sumpah kamu dengan nama Allah yang menurunkan Taurat atas
Musa, kamu mengetahui bahwa Nabiyil Ummi itu jika tidur memejamkan kedua
matanya, tetapi tidak tidur hatinya". Jawab mereka, 'Ya Allah, ya benar'.
Nabi saw. bersabda, "Ya Allah saksikanlah mereka". Lalu mereka
berkata, 'Kini terangkan kepada kami siapa yang datang kepadamu dari Malaikat,
di sini kami jadi mengikuti engkau atau tidak'. Jawab Nabi saw., "Waliku
Jibril, dan Allah tiada mengutus seorang Nabi melainkan Jibrillah wali yang
menurunkan wahyu-Nya". Orang-orang Yahudi berkata, 'Di sinilah kami
berpisah denganmu. Andaikan yang datang ke¬padamu lain dari Jibril, kami tetap
mengikutimu. Lalu ditanya, "Mengapakah kalian, apakah yang mencegah kamu
untuk membenarkannya?" Jawab mereka, 'Jibril itu musuh kami. Maka Allah
menurunkan ayat 97-98 ini.
Ibnu Abbas r.a. berkata, "Rombongan orang Yahudi datang dan bertanya
kepada Nabi saw., 'Ya Abal Qasim berita¬kan kepada kami lima macam, jika engkau
dapat memberitakan kepada kami, maka benar kau Nabi dan kami akan ikut
kepa¬damu, maka Nabi saw. mengikat janji sebagaimana Yaqub (Israil) berwasiat
kepada putranya dan berkata, Demi Allah sebagai saksi atas semua yang kami
katakan. Nabi saw. bersabda, "Silakan pertanyaanmu". Mereka bertanya,
'Beritakan tanda Nabi!' Jawab Nabi saw., "Terpejam kedua matanya dan tidak
tidur hatinya". Lalu ditanya, 'Bagaimanakah anak lahir, laki-laki atau
perempuan?' Jawab Nabi, "Bertemu mani suami dengan mani istri, maka yang
mana yang lebih tinggi menjadi, jika ma¬ni wanita jadi wanita, dan bila mani
pria maka jadi pria". Me¬reka bertanya, 'Apakah yang diharamkan oleh
Israil atas diri¬nya sendiri?' Jawab Nabi saw., "Dahulu Israil (Yaqub)
mende¬rita sakit reumatik, dan tiada yang cocok untuk itu kecuali susu unta,
maka ia lalu mengharamkan dagingnya". Jawab mereka, 'Benar engkau, lalu
beritakan apakah suara petir itu? Jawab Nabi saw., "Malaikat yang
menghalau awan, di tangannya tongkat (pentung) dari api untuk menghalau awan ke
arah yang di-perintah Allah". 'Lalu apakah suara itu?' Jawab Nabi saw.,
"Ya itu suaranya". Mereka berkata, 'Benar engkau dan kini tinggal
satu yang akan menentukan apakah kami mengikutimu atau ti¬dak, yaitu tiap Nabi
didatangi Malaikat yang membawa wahyu kepadanya, maka siapakah yang datang
kepadamu?' Jawab Na¬bi saw., "Jibril a.s." Mereka berkata, 'Jibril
itu yang mendatangkan perang dan siksa, dia musuh kami, andaikan engkau sebut
Mikail maka ia yang mewbawa rahmat, hujan dan tumbuhan-tumbuhan'. Maka Allah
menurunkan ayat 97-98 ini. (R. Ahmad, an-Nasa'i dan af-Tirmidzi).
Anas bin Malik berkata bahwa Abdullah bin Salam ketika berada di kebunnya
tiba-tiba mendengar berita bahwa Rasulul¬lah saw. telah tiba di Madinah. Maka
segera pergilah dia untuk berternu dengan Nabi saw. Dan ketika bertemu ia
berkata, "Aku akan bertanya kepadamu tiga macam yang tidak diketahui
kecuali oleh Nabi, 1. Apakah tanda hari kiamat? 2. Apakah makanan ahli surga?
3. Bagaimanakah janin itu menjadi lelaki atau perempuan?' Jawab Nabi saw.,
"Aku telah diberitahu oleh Jibril tadi". Abdullah bin Salam bertanya,
'Jibril?' Jawab Nabi saw., !'Ya". Abdullah berkata, 'Itu musuh orang
Yahudi. Ma¬ka dibacakan oleh Nabi saw. Ayat 97. Adapun tanda hari kia¬mat maka
api akan menghalau orang-orang dari Timur ke Barat. Adapun makanan ahli surga
maka hati ikan, dan bila mani laki-laki
mendahului mani perempuan maka anak menjadi lelaki, dan bila mani perempuan
mendahului mani laki-laki maka akan menjadi anak perempuan". Abdullah bin Salam berkata, "Asy-hadu an laa ilaha illallah, wa
annaka Rasulullah. (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan bahwa
engkau utusan Allah). Ya Rasulullah. orang Yahudi itu kaum yang gemar berdusta
dan memalsukan, dan jika mereka mengetahui tentang Islamku sebelum engkau
bertanya kepada mereka pasti mereka memalsukan aku', tiba-tiba datang kaum
Yahudi sedang Abdullah bin Salam bersembunyi. Maka Nabi saw. bertanya kepada
orang-orang Yahudi, "Siapakah Abdullah bin Salam di antara kalian?"
Jawab mereka, 'Itu orang baik dan turunan orang baik, bahkan ia pimpinan kami
dan turunan orang terkemuka di antara kami'. Nabi saw. bertanya,
"Bagaimanakah jika dia masuk Islam?" Jawab mereka, 'A'udzahullahu min
dzalika. (Semoga Allah melindunginya dari itu)'. Lalu keluarlah Abdullah bin
Salam sambil membaca, 'Asyhadu an laa ilaha illallah wa asy hadu anna Muhammad
Rasulullah'. Maka orang Yahudi langsung berbalik dan berkata, 'Itu orang yang
sangat jelek dan turunan orang yang jahat di antara kami'. Lalu mereka menghina
kepada Abdullah bin Salam. Abdullah bin Salam berkata, 'Ilulah ya Rasulullah
yang aku khawatirkan dari mereka' (yakni jika tidak ditanya lebih dahulu)'.
(HR. Bukhari).
Ibnu Jarir berkata, "Ada pendapat
bahwa turunnya ayat ini karena perdebatan yang terjadi antara orang-orang
Yahudi dengan Umar bin al-Khathab mengenai Nabi saw"
Umar bin alrKhathab r.a. pergi ke
ar-Rauha, tiba-tiba melihat orang-orang berlari-lari ke suatu batu untuk
bersembahyang. Umar bertanya, "Mengapakah orang-orang itu?" Mereka
mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. pernah salat di situ. Maka Umar menyalahkan
perbuatan itu dan berkata, "Di mana saja Nabi saw. mendapati waktu salat,
maka ia akan salat di situ, kemudian pergi meninggalkannya". Kemudian Umar
bercerita. "Dahulu aku pernah hadir ke tempat pengajian orang Yahudi, maka
aku kagum bagaimana Taurat sesuai dan membenarkan ajaran al-Quran, dan
sebaliknya al-Quran juga membenarkan ajaran dalam Taurat, maka pada suatu hari
mereka berkata, "Hai putra al-Khathab tiada orang dari kawan-kawanmu yang
kami sukai seperti anda". Aku bertanya, "Mengapakah itu?" Jawab
mereka, "Karena anda suka datang ke tempat kami". Jawabnya, "Aku
datang karena aku kagum bagaimana al-Quran membenarkan apa yang ada di Taurat
dan juga Taurat membenarkan ajaran al-Quran". Kemudian Rasulullah saw.
berjalan di situ maka mereka berkata, "Itulah kawanmu maka pergilah
kepadanya". Maka aku bertanya kepada mereka, "Aku bersumpah demi Allah
yang tiada Tuhan kecuali Dia dan dengan apa yang Allah titipkan kepadamu dari
ajaran kitabNya, apakah kalian telah mengetahui bahwa ia Rasulullah?" Maka
mereka diam. Maka berkata guru dan pimpinan mereka, "Dia telah keras
kepadamu, maka jawablah!" Jawab mereka, "Engkau sebagai pimpinan maka
jawablah!" Lalu ia berkata, "Adapun jika anda menyumpah kami demikian
maka kami mengetahui bahwa ia Rasulullah". Umar berkata, "celaka
kalian jika demikian, berarti kamu binasa". Jawab mereka, "Kami tidak
binasa". Umar bertanya, "Bagaimana tidak sedang kalian mengetahui
bahwa ia adalah Rasulullah, lalu kalian tidak mengikutinya dan tidak percaya
kepadanya". Jawab mereka, "Sebab kami mempunyai kawan dan musuh dari
Malaikat dan kenabiannya dipimpin oleh musuh kami". Lalu ditanya oleh
Umar, "Siapakah musuhmu, dan siapakah kawanmu?" Jawab mereka,
"Musuh kami Jibril dan kawan kami Mikail, Jibril malaikat yang menurunkan
kesengsaraan dan siksa, sedang Mikail malaikat yang membawa rahmat". Lalu
ditanya oleh Umar, "Bagaimanakah kedudukan keduanya di sisi Tuhan?"
Jawab mereka, "Yang satu di sebelah kananNya, sedang yang lain di sebelah
kiriNya". Umar berkata, "Demi Allah yang tiada Tuhan keeuali Dia, dan
Allah yang di antara keduanya' pasti akan memusuhi siapa yang memusuhi keduanya
dan membantu siapa yang suka kepadanya".
Dan tidak mungkin Jibril akan suka kepada
musuh Mikail, juga Mikail tidak mungkin suka kepada musuh Jibril. Kemudian Umar
bangun dan mengejar Nabi saw. yang sedang keluar dari kampung Bani Fulan. Nabi
saw. bertanya, "Hai Ibn al-Khathab sukakah aku bacakan kepadamu ayat-ayat
yang baru turun, lalu dibacakan oleh Nabi saw. ayat 97 - 98 ini". Maka
Umar berkata, "Ya Rasulullah demi Allah yang mengutusmu dengan hak, aku
datang untuk memberitahu kepadamu, tetapi kini aku telah didahului oleh Tuhan
Yang Maha Mengetahui sedalam-dalamnya segala kejadian".
Ibnu Jarir mengatakan bahwa Qatadah
berkata, Diberitahukan kepada kami bahwa pada suatu hari Umar bin al-Khathab
pergi ke tempat orang-orang Yahudi dan ketika ia datang disambut dengan meriah dan
suka oleh mereka. Umar berkata, "Demi Allah aku tidak datang karena suka
kepadamu, tetapi hanya akan mendengar dari padamu". Lalu mereka bertanya
kepadanya, "Siapakah Malaikat yang datang kepadanya itu". Jawab Umar,
"Jibril". Mereka berkata, "Itu musuh kami dari penduduk langit
dia telah membuka rahasia kami kepada Muhammad saw. dan dia biasa mendatangkan
perang dan laip (kahat). tetapi kawan kami Mikail jika ia turun membawa damai
dan kesuburan rezeki". Umar bertanya, "Apakah kalian kenal dengan
Jibril dan menentang Nabi Muhammad saw?" Lalu Umar pergi dari mereka ke
tempat Nabi saw. untuk menceriterakan kejadian itu, tiba-tiba turun ayat 97 -
98 ini.
Ibnu Abi Laila mengatakan bahwa orang
Yahudi berkata kepada orang Muslimin, "Andaikan yang turun kepada Nabimu
itu Malaikat Mikail pasti kami akan mengikuti kamu, sebab Mikail menurunkan
hujan dan rahmat sedang Jibril menurunkan siksa dan balusan, dan dia musuh
kami".
Adapun tafsir 97, "Bahwa siapa yang
memusuhi Jibril, maka hendaknya mengetahui bahwa Jibril itu adalah Ruhul Amin
yang turun membawa ayat-ayat Quran yang langsung ke dalam hatimu dengan izin
Allah, maka ia seorang utusan (pesuruh) Allah dari bangsa Malaikat, dan siapa
yang memusuhi seorang pesuruh berarti memusuhi semua pesuruh, sebagaimana siapa
yang percaya kepada seorang Rasul harus percaya kepada semua Rasul, demikian
pula siapa yang memusuhi Jibril' maka berarti memusuhi Allah, sebab Jibril
hanya pesuruh yang diutus Allah untuk menyampaikan firman-Nya, dan bukan
kemauan sendiri.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulutlah
saw. bersabda bahwa Allah berfirman:
Siapa yang memusuhi seorang waliKu (kekasihKu), maka ia
telah melawan Aku untuk berperang. (HR. Bukhari, Muslim).
Jibril bertugas menurunkan wahyu untuk
memberi hidayat kepada umat manusia, sedang Mikail bertugas menurunkan hujan
dan tumbuh-tumbuhan sebagaimana Israfil bertugas meniup sangkakala, sebagaimana
tersebut dalam hadis sahih Nabi saw. jika bangun di waktu malam membaca:
Wahai Tuhannya Jibril, Mikail dan Israfil, Tuhan yang mencipta
langit dan bumi. yang mengetahui segala yang gaib dan yang terang. Engkau
menghukum di antara hamba-hambaMu dalam segala perselisihan mereka, pimpinlah
aku dalam apa yang diselisihkan itu kepada yang hak dengan izinMu, sungguh
Engkau yang memimpin siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.
Dan arti "Iel" ialah Allah, maka
Jibril, Mikail dan Israfil berarti hamba Allah.
Kemudian Allah menyatakan seeara umum,
siapa yang memusuhi Allah dan MahiikatNya atau Utusun-Nya atau Jibril, Mikail,
maka Allah menyatakan musuh pada semua orang kafir.
Dan siapa yang memusuhi kekasih Allah
berarli musuh pada Allah, sedang siapa yang memusuhi Allah rugi dunia akhirtt,
sebagaimana tersebut dalam hadis: "Siapa yang memusuhi waliKu (kekasihKu)
maka Aku maklumkan kepadanya "perang". Di lain hadis, "Sungguh
Aku menuntut balas untuk para waliKu sebagaimana harimau (singa) yang sangat
marah". Dan hadis, "Siapa yang melawan Aku pasti Aku binasakan".
(وَلَقَدْ أَنزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ۖ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ)
Dan sungguh Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang
jelas, dan takkan ingkar (kafir) kepadanya kecuah orang-orang fasik. (99).
(أَوَكُلَّمَا عَاهَدُوا عَهْدًا نَّبَذَهُ فَرِيقٌ
مِّنْهُم ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ)
100. Patutkah (Mereka ingkarkan ayat-ayat keterangan itu)
dan Patutkah tiap-tiap kali mereka mengikat perjanjian setia, dibuang dan
dicabuli oleh segolongan dari mereka? bahkan kebanyakan mereka tidak beriman.
(وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ
مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
كِتَابَ اللَّهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ)
101. dan apabila datang kepada mereka seorang Rasul dari
sisi Allah (Nabi Muhammad s.a.w), Yang mengesahkan apa Yang ada pada mereka,
sebahagian dari orang-orang Yang telah diberikan Kitab itu melemparkan Kitab
Allah ke belakang mereka, seolah-olah mereka tidak mengetahui (kebenarannya).
(وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ
مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا
كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ
السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا
إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُم بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا
بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ
وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ
مِنْ خَلَاقٍ ۚ
وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ ۚ لَوْ
كَانُوا يَعْلَمُونَ)
102. mereka (membelakangkan Kitab Allah) dan mengikut
ajaran-ajaran sihir Yang dibacakan oleh puak-puak Syaitan Dalam masa
pemerintahan Nabi Sulaiman, padahal Nabi Sulaiman tidak mengamalkan sihir Yang
menyebabkan kekufuran itu, akan tetapi puak-puak Syaitan itulah Yang kafir
(dengan amalan sihirnya); kerana merekalah Yang mengajarkan manusia ilmu sihir
dan apa Yang diturunkan kepada dua malaikat: Harut dan Marut, di negeri Babil
(Babylon), sedang mereka berdua tidak mengajar seseorang pun melainkan setelah
mereka menasihatinya Dengan berkata: "Sesungguhnya Kami ini hanyalah
cubaan (untuk menguji imanmu), oleh itu janganlah Engkau menjadi kafir (dengan
mempelajarinya)". Dalam pada itu ada juga orang-orang mempelajari dari
mereka berdua: ilmu sihir Yang boleh menceraikan antara seorang suami Dengan
isterinya, padahal mereka tidak akan dapat sama sekali memberi mudarat (atau
membahayakan) Dengan sihir itu seseorang pun melainkan Dengan izin Allah. dan sebenarnya
mereka mempelajari perkara Yang hanya membahayakan mereka dan tidak memberi
manfaat kepada mereka. dan Demi Sesungguhnya mereka (kaum Yahudi itu) telahpun
mengetahui Bahawa sesiapa Yang memilih ilmu sihir itu tidaklah lagi mendapat
bahagian Yang baik di akhirat. Demi Sesungguhnya amat buruknya apa Yang mereka
pilih untuk diri mereka, kalaulah mereka mengetahui.
(وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا
لَمَثُوبَةٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ خَيْرٌ ۖ لَّوْ
كَانُوا يَعْلَمُونَ)
103. dan kalau sebenarnya mereka itu tetap beriman dan
bertaqwa (nescaya mereka akan mendapat pahala); Sesungguhnya pahala dari sisi
Allah itu adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
Ibnu Jarir berkala, "Sungguh Aku telah
menurunkan kepadamu ya Muhammad bukti-bukti yang jelas untuk menunjukkan
kebenaran kenabianmu, yaitu rahasia-rahasia ilmu kaum Yahudi, dan berita-berita
yang dalam kitab mereka yang tidak diketahui kecuali oleh guru-guru dan ulama
mereka.
Maka Allah telah menurunkan dalam al-Quran
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, segala apa yang terkandung dalam Taurat,
untuk menguatkan bukti kebenaran Nabi Muhammad saw. sehingga memudahkan bagi
orang yang jujur untuk dapat membenarkan dan mengakui kebenaran Nabi Muhammad
dan akan membinasakan dirinya dengan hasud, iri hati dan aniaya.
Ibnu Abbas r.a. berkata bahwa Ibnu Shuriya
al-Quth Wini berkata kepada Nabi Muhammad saw., "Ya Muhammad anda tidak
membawa sesuatu yang telah kami ketahui, dan Allah tidak menurunkan kepadamu
suatu bukti untuk kami ikut kepadamu. Maka Allah menurunkan ayat 99 ini.
Ketika Nabi Muhammad saw. telah diutus,
kemudian mengingatkan kaum Yahudi tentang janji dan tugas yang diberikan Allah
supaya mereka percaya kepada Nabi Muhammad saw., tiba-tiba Malik bin as-Shaif
berkata, "Demi Allah tidak ada pesan atau janji yang ditugaskan Allah
kepada kami mengenai Muhammad saw. sehingga Allah menurunkan ayat ke-100 ini.
AI-Hasan al-Bashri berkata, "Benar
tiada suatu pesan dan janji di atas bumi ini melainkan mereka menyalahinya, ini
hari berjanji dan esok harinya mereka menyalahinya.
As-Suddi mengartikan; Tidak pereaya, kepada
apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Arti Nabadzahu ialah
"membuang". Allah menecla kaum Yahudi karena mereka selalu menyalahi
dan mengabaikan tugas janji dan pesan Allah dan Rasulullah dan tidak menepati
apa yang diamanatkan kepada mereka.
Karena itu dalam ayat 101 ini Allah
menceritakan ketika datang kepada mereka Utusan Allah yang membenarkan ajaran
yang ada dalam kitab mereka maka sebagian dari ahlil kitab telah membuang kitab
Allah di belakang punggung mereka, seakan-akan mereka tidak mengetahui ajaran
Allah yang ada dalam kitab mereka itu, lalu mereka sibuk mempelajari ilmu sihir
dan mengikutinya, karena itu mereka lalu berusaha akan menyihir Rasulullah saw.
yang mana usaha itu dikepalai oleh Labid bin al-A'sham, tetapi kemudian Allah
memberitahu kepada Nabi Muhammad saw. dan menyembuhkannya, sebagaimana yang
tersebut hadisnya dalam sahih Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a.
As-Suddi berkata, "Ketika datang Nabi
Muhammad saw. membawa ajaran Allah kepada mereka, pertama mereka tentang dengan
isi kitab Taurat, tetapi ketika nyata bahwa al-Quran itu tidak bertentangan
dengan Taurat maka mereka tinggalkan kitab Taurat, lalu merka berpegang kepada
kitab Aas-Shif dan sihir Harut wa Marut, yang tidak sesuai dengan ajaran
al-Quran, seakan-akan mereka tidak mengetahui isi Taurat yang mereka
sembunyikan itu.
Ibnu Abbas r.a. berkata, "Aa-Shif itu
penulis Nabi Sulaiman dan ia mengetahui Al ismul a'dzam, dan ia biasa menulis
apa yang diperintahkan oleh Nabi Sulaiman kemudian menenumnya di bawah kursi
Nabi Sulaiman, kemudian sesuduh mati Nabi Sulaiman, tulisan itu dikeluarkan
oleh setan lalu ditambah pada tiap dua baris ajaran sihir dan kufur, lalu
mereka sebarkan bahwa itulah yang dikerjakun oleh Nabi Sulaiman, sehingga
orang-orang yang terpengaruh kemudian memaki dan mengkafirkan Nabi Sulaiman,
tetapi para Ulama tidak percaya pada issu dan provokasi itu, sehingga turunlah
ayat 102 ini:
"Dan mereka mengikuti apa yang
dibacakan setan pada kerajaan Sulaiman padahal Sulaiman tidak kafir, tetapi
setan itu kafir. mengajarkan sihir kepada manusia".
Ibnu Abbas r.a. berkata, "Biasanya
Nabi Sulaiman a.s. jika akan ke tandas menitipkan cincinnya kepada istrinya
al-Jaradah, dan ketika Allah akan mengujinya, ia menitipkan cincinnya kepada
al-Jaradah tiba-tiba datang setan berbentuk seperti Nabi Sulaiman, lalu meminta
cincin itu dari al-Jaradah. Dan setelah dipakai cincin itu semua tentara Jin
tunduk kepadanya. Kemudian datang Nabi Sulaiman meminta cincinnya dari
al-Jaradah maka jawab al-Jaradah, "Dusta anda bukan Sulaiman", maka
Nabi Sulaiman merasa bahwa ia telah mendapat ujian Allah. Maka pada saat itu
setan membuat tulisan kitab untuk sihir, dan kesemuanya itu kemudian ditanam di
bawah kursi Nabi Sulaiman, kemudian sesudah Nabi Sulaiman meninggal, mereka
berusaha mengeluarkannya dan berkata, "Nabi Sulaiman dahulu dapat
menundukkan manusia dan jin hanya dengan ilmu sihir ini sehingga orang-orang
percaya dan menganggap bahwa Nabi Sulaiman bukan Nabi, sehingga diutusnya Nabi
Muhammad saw. dan turunnya ayat, "Wa maa kafara Sulaiman wa
laakin-nasy-syayaa thina kafaru yu allimunanna sashihra — Dan tiada kafir Nabi
Sulaiman tetapi setan-setan itu kafir mengajarkan kepada manusia ilmu
sihir".
Ibnu Jarir meriwayalkan dari Imran
al-Harits berkata. "Ketika, kami di majelis Ibnu Abbas r.a. tiba-tiba ada
seorang datang, maka ditanya, "Dari mana anda?" Jawabnya, "Dari
Iraq". "Dari kola mana?" "Dari Kufah". "Lalu bagaimana
kabar di sana?" Jawabnya, "Saya tinggalkan orang-orang di sana".
Berkata Ali Abi Thalib akan hidup kembali kepada mereka, Ibnu Abbas berkata,
"celaka anda, andaikan ia akan hidup kembali niscaya kami tidak membagi
warisnya dan tidak akan mengawini bekas istrinya. tetapi saya beritakan kepadamu
bahwa setan itu selalu mencuri berita langit, yaitu bila Malaikat menerima
perintah apa-apa yang terjadi esok hari dari sesuatu yang berupa gaib, lalu
setan itu pergi ke dukun, memberitakan kepada dukun berita itu yang benar,
tetapi lalu ditambah dengan tujuh puluh berita yang dusta, dan orang-orang yang
telah mempercayai yang benar dengan berita yang dusta sekali karena mereka
tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang dusta, maka ketika Nabi Sulaiman
mengetahui bahwa orang-orang telah berbuat ilmu sihir maka segera dirampas
kitab yang ada pada mereka dan ditanam di bawah kursinya, kemudian ketika Nabi
Sulaiman telah meninggal, datang setan di tengah jalan dan memberitahu kepada
orang-orang, "Jika kalian ingin kerajaan dan ilmu Sulaiman, maka galilah di
bawah kursi Nabi Sulaiman". Dan ketika telah digali dan mendapatkan
catatan-catatan itu mereka berkata, "Mungkin Sulaiman itu jayanya dari
ini!" Maka Allah berfirman, "Dan mereka telah mengikuti apa yang
dibacakan setan di masa kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir tetapi
setan itu kafir mengajarkan kepada manusia itu sihir".
Muhammad bin Ishaq bin Yasar berkata,
"Setan ketika mengetahui bahwa Nabi Sulaiman telah mati mereka mencatat
beberapa ajaran sihir'.
Siapa yang ingin begini harus berbuat ini, setelah
banyak mereka kumpulkan sehingga berupa buku, mereka membuat stempel yang
serupa dengan cincin Nabi Sulaiman, lalu diberi nama: Inilah yang ditulis oleh
Aashif bin Barkhiya untuk raja Sulaiman bin Dawud dari berbagai macam
perbendaharaan ilmu, kemudian semua itu ditanam di bawah kursi Nabi Sulaiman,
kemudian setelah berjalan lama diketemukan oleh sebagian orang-orang Bani
Israil lalu mereka berkata, "Demi Allah kekuasaan Sulaiman dahulu tidak
lain dari ilmu ini, lalu mereka sebarkan kepada orang-orang". Maka ketika
Rasulullah saw. dituruni wahyu yang menerangkan bahwa Sulaiman termasuk Nabi
Utusan Allah, maka orang-orang Yahudi di Madinah berkata, "Tidakkah kalian
ajaib dari Muhammad, dia menyebut Sulaiman bin Dawud sebagai Nabi, demi Allah
ia hanyalah seorang ahli sihir, sehingga Allah menurunkan ayat, (وَاتَّبَعُوا
مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا) Dan mereka telah
mengikuti apa yang diajarkan setan-setan di masa kerajaan Sulaiman, dan
sekali-kali Sulaiman tidak kafir tetapi setan-setan itu yang kafir mengajarkan
sihir kepada manusia".
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Syahr bin
Hausyab, "Pada saat tercabut kerajaan Sulaiman maka setan-setan mengambil
kesempatan menulis ilmu sihir - Siapa yang ingin begini harus menghadap
matahari dan membaca ini-ini, dan siapa yang ingin begini maka harus
membelakangi sambil membaca ini-ini - Kemudian kumpulan buku itu diberi judul
"Inilah yang ditulis oleh Aashif bin Barkhiya untuk raja Sulaiman dan
inilah ilmu rahasia", kemudian buku itu ditanam di bawah kursi Nabi
Sulaiman, dan sesudah mati Nabi Sulaiman berdirilah iblis berkhutbah; - Wahai
semua manusia sebenarnya Sulaiman bukanlah seorang Nabi melainkan hanyalah
seorang ahli sihir, karena itu kalian cari ilmu sihirnya di rumah dan
peti-petinya, ketika mereka tidak menemukannya lalu ditunjukkannya tempat yang
ia sembunyikan itu, sehingga orang-orang berkata, "Sulaiman bukanlah
seorang Nabi tetapi ia hanyalah ahli sihir, ia tidak menundukkan kami melainkan
dengan ilmu sihir ini, tetapi kaum Mukminin tetap mengatakan bahwa Sulaiman
adalah seorang Nabi dan bukan ahli sihir, kemudian Nabi Muhammad saw. telah
diutus dan menyebut Sulaiman di antara para Nabi utusan Allah, orang-orang
Yahudi berkata, "Lihatlah Muhammad mencampuradukkan hak dengan batil, dia
telah menyebut Sulaiman sejajar dengan Nabi-nabi, padahal ia hanyalah seorang
ahli sihir, dapat mempergunakan angin, maka Allah menurunkan ayat 102
ini".
Wa maa unzila alal malakaini; Dan sihir itu
juga tidak diturunkan oleh kedua malaikat. Sebab kaum Yahudi menuduh bahwa
sihir itu juga diturunkan oleh kedua Malaikat Jibril dan Mikail.
Ibnu Abbas berkata, "Allah tidak
menurunkan ilmu sihir atas kedua Malaikat itu". Maka arti ayat, Dan mereka
telah mengikuti apa yang diajarkan setan dj masa kerajaan Sulaiman tetapi
Sulaiman tidak kafir juga sihir itu tidak diturunkan oleh kedua Malaikat,
tetapi setan-setan itulah yang kafir yang mengajarkan kepada manusia ilmu sihir
di Babil. Harut dan Marut. Sedang keduanya ini tidak mengajarkan sesuatu kepada
manusia keeuali disertai peringatan, "Sesungguhnya kami ini dengan ilmu
ini berupa fitnah ujian, sampai di mana kepercayaan manusia terhadap Allah,
agama Allah dan syariat-Nya, tetapi manusia terus saja mempelajarinya, terutama
sihir yang dapat memisahkan antara suami istri, dan mereka mempelajari apa-apa
yang berbahaya bagi mereka sendiri dan sama sekati tidak manfaat (berguna),
padahal mereka mengetahui bahwa orang yang mempergunakan sihir itu di akhirat
tidak mendapat bahagia, bahkan tidak mendapat bagian nikmat sama sekali.
Sungguh sangat jelek pilihan mereka itu, andaikan mereka mengetahui".
Dan telah diriwayatkan mengenai kisah Harut
dan Marut dari beberapa ulama tabi'in seperti Mujahid, al-Hasan al-Bashri,
as-Suddi, Qatadah, Abul Aliyah, az-Zuhri ar-Rabie' bin Anas dan Muqatil bin
Hayyan dan beberapa ahli tafsir, bahwa kesimpulan dari berita Harut dan Marut
berasal dari Bani Israil dan tidak ada hadis sahih yang meriwayatkan langsung
bersambung kepada Rasulullah saw. Sedang dalam ayat al Quran hanya menyebut
garis besar dan tidak memerinci, maka kita hanya percaya apa yang disebut dalam
al-Quran tanpa komentar dan Allah yang mengetahui hakikat yang sesungguhnya.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah r.a.
yang mengatakan, "Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. meninggal ada seorang
wanita datang dari Dumatil Jandal mencari Rasulullah saw. untuk menanyakan sesuatu
yang berkenaan dengan sihir yang sudah dipelajarinya tetapi belum pernah
dilakukannya."
Dan ketika telah diberitahu bahwa
Rasulullah saw. telah meninggal dunia ia menangis tersedu-sedu karena merasa
takkan ada orang yang akan dapat memberi fatwa dan jalan keluar baginya,
sehingga aku merasa kasihan kepadanya, lalu wanita itu berkata, "Sungguh
aku khuwatir celaka dan binasa diriku, adapun ceriteranya: - Aku bersuami,
kemudian suamiku itu meninggalkan aku beberapa lama, kemudian datang ke rumahku
seorang wanita tua maka aku mengeluh kepadanya kejadian suamiku yang telah lama
tidak datang, maka ia berkata, 'Jika anda menurut kepadaku, maka suamimu pasti
akan datang'. Aku pun berjanji akan menurut kepadanya, maka wanita tua itu
datang kembali kepadaku di waktu malam membawa dua ekor anjing hitam, lalu aku
mengendarai yang seeker dan dia mengendarai yang lain, lalu kami pergi hingga
sampai di Babil, mendadak aku melihat dua orang, tergantung kaki keduanya di
atas pohon, lalu kedua orang itu bertanya kepadaku, 'Mengapa anda datang ke
mari?' Jawabku, Akan belajar sihir. Keduanya berkata, 'Kami ini sebagai ujian
fitnah karena itu anda jangan menjadi kafir, lebih baik anda kembali', tetapi
aku menolak tidak mau kembali. Maka keduanya berkata, 'Jika anda benar-benar
maka pergilah ke diang api dan kencing di dalamnya', maka segera aku pergi,
tetapi aku merasa takut dan tidak kencing, lalu aku kembali kepada kedua orang
itu. Langsung keduanya bertanya, 'Apakah sudah anda lakukan?1 Jawabku, Ya.
Ditanya, 'Lalu anda melihat apa'. Jawabku, Tidak melihat apa-apa. Berkata kedua
orang itu, 'Anda tidak kencing, karena itu lebih baik anda kembali dan jangan
kafir'. Tetapi saya tidak mau menerima nasihat itu dan tetap ingin mengetahui,
maka kedua orang itu hanya berkata, 'Kembalilah kencing di diang api itu'. Maka
aku pergi ke tempat api itu. Tiba-tiba berdiri bulu romaku dan aku merasa
takut, lalu aku kembali kepada kedua orang itu sambil berkata, Sudah aku
lakukan. Maka aku di-tanya lagi, 'Apakah yang anda lihat?' Jawabku, Tidak
melihat apa-apa. Berkata keduanya, 'Anda belum berbuat, lebih baik anda pergi
saja ke negeri dan jangan kafir sebab anda masih beriman. Tetapi saya menolak
dan tetap ingin belajar, maka ia berkata, 'Pergilah ke diang api dan kencing di
sana'. Maka aku pergi dan kencing di diang api itu, tiba-tiba aku melihat seseorang
bertopi baja keluar dari badanku dan naik ke langit sehingga tidak terlihat,
lalu aku pergi kepada kedua orang itu, untuk menyatakan bahwa aku telah berbuat
apa yang diperintah. Lalu ditanya. 'Lalu apakah yang anda lihat? Jawabku, Aku
melihat orang yang berpakain besi keluar dari badanku naik ke langit sehingga
tak terlihat olehku. Jawab keduanya, 'Benar, itu imanmu telah lepas dari
padamu'. Lalu aku berkata kepada wanita yang membawaku tadi, Demi Allah aku
tidak di-ajari apa-apa dan tidak tahu apa-apa. Jawab wanita ilu, Benar, anda
kini telah jadi, apa yang anda inginkan pasti terjadi, cobalah anda ambil
sebiji gandum, perintahkan supaya tumbuh niscaya tumbuh, kemudian diperintahkan
berbuah, maka berbuah-lah, kemudian diperintahkan untuk diketam, kemudian dikeringkan,
kemudian diperintahkan menjadi tepung, kemudian diperintah menjadi roti dan
segera berupa roti. Ketika aku melihat semuanya itu terasa menyesal aku dan
merasa tiada berguna semua itu. Demi Allah hai ummul mukminin aku belum mempergunakan
ilmu sihir itu untuk apa pun, dan tidak akan aku pergunakan untuk apa pun
juga."
Di lain riwayat ada tambahan, "Maka ia
berusaha menanyakan hal itu kepada sahabat-sahabat Rasulullah saw. yang ketika
itu masih banyak, tetapi semuanya takut dan khawatir untuk menjawabnya atau
memberikan fatwa terhadap masalah yang mereka belum mengetahui hukumnya."
Hisyam bin az-Zubair berkata, "Sahabat
Nabi dahulu itu orang-orang ahli wara sangat takut kepada Allah, tetapi coba ia
datang sekarang tentu ada orang yang berlagak memberi fatwa."
Riwayat ini sanadnya kepada Siti Aisyah
r.a. baik kuat.
AI-Hasan al-Bashri berkata, "Telah
diturunkan kepada kedua Malaikat ihi ilmu sihir untuk menguji manusia bagaimana
kepereayaan mereka terhadap agama dan sihir itu."
Sebagian ulama berpendapat dengan ayat ini,
bahwa orang yang mempelajari sihir menjadi kafir, sebagaimana Nabi saw.
bersabda:
Siapa yang datang kepada dukun atau ahli
sihir lalu percaya kepadanya maka ia kafir pada apa yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. (HR. al-Bazzar, sahih).
Jabir bin Abdullah r.a. mengaiakan bahwa
Nabi saw. bersabda:
Setan (iblis) membangun istananya di atas air,
Kemudian mengirim pasukannya kepada manusia, maka setan yang terdekat pada
iblis itu ialah yang terbesar gangguannya kepada manusia, jika datang seorang
dari mereka ditanya, "Apakah yang anda lakukan." Maka dijawab,
"Aku tidak meninggalkannya kecuali sesudah berkata begini dan begitu.
"Iblis berkata, "Demi Allah anda belum berbuat apa-apa". Lalu
datang yang lain berkata, "Aku tidak meninggalkan mangsaku kecuali setelah
dapat memisahkan antara suami dengan istrinya ", maka didekaplah setan ini
oleh iblis sambil dipuji, "Andalah yang benar-benar telah berjasa". (HR.
Muslim).
Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa
seorang yang melakukan sihir adalah kafir berdasarkan ayat: "Walau
anna-hum aamanu wattaqau". (103).
Sebagian yang lain berkata, "Tidak
kafir tetapi dihukum bunuh, sebagaimana riwayat asy-Syafii dan Ahmad bin Hanbal
dari Amr bin Dinar telah mendengar Bajalah bin Abdah berkata, Umar bin
al-Khathab r.a. menulis surat kepada gubernur-gubernurnya, "Bunuhlah
setiap orang yang melakukan sihir baik laki-laki atau perempuan". Sehingga
telah terbunuh tiga orang pelaku sihir. (R. Bukhari).
Juga Hafshah binti Umar r.a. ketika ia
disihir oleh budak perempuan, maka ia memerintahkan supaya dihunuh budak wanita
itu.
Imam Ahmad bin Hanbal berkata,
"Terdapatlah hadis sahih dari tiga sahabat mengenai hukum bunuh terhadap
orang yang melakukan sihir".
Jundub al-Azdi mengatakan bahwa Rasulullah
saw. bersabda:
Hukum tukang sihir (pelaku sihir) ialah
dipenggal dengan pedang. (HR. at-Tirmidzi).
Diriwayatkan: Terjadi di tempat al-Walid
bin Uqbah, seorang ahli sihir bermain-main. Maka ia memukul kepala seseorang
sehingga terlepas, kemudian ia berseni dan kembalilah kepala itu, sehingga
penonton mengatakan, "Subhanallah dapat menghidupkan orang mati",
kemudian dilihat oleh saorang dari sahabat Muhajirin, dan pada esok harinya
kembalilah ia menyandang pedangnya dan ketika ia melihat tukang sihir (sulap)
itu memainkan permainannya, segera dipenggal leher tukang sihir itu sambil
berkata, "Jika ia benar, suruhlah ia menghidupkan dirinya sendiri".
Lalu sahabat itu membaca ayat, 'Afa ta'tuunas sihra wa antum tub shiruun' =
Apakah kalian mempermainkan sihir, sedang kalian melihatnya".
Maka marahlah raja al-Walid karena tidak
minta izin ketika akan membunuhnya, sehingga memenjaranya, kemudian tidak lama
dilepaskan kembali. Wallahu alam.
Imam Syafii menanggapi riwayat Umar dan
Hafshah r.a. jika sihir itu mengandung syirik.
Pasal
Ar-Razi berkata, "Kaum Muktazilah
tidak percaya (mengingkari) adanya sihir, bahkan mereka mengkafirkan orang yang
percaya adanya sihir."
Adapun Ahlus Sunnah mereka berpendapat
ja'iz (mungkin) adanya sihir seperti dapat terbang di udara, atau mengubah
bentuk orang, hanya mereka berkata', "Bahwa semua itu sekehendak Allah,
dan bukannya ilmu itu yang dapat menjadikan semua itu, atau bintang-bintang
atau lain-lainnya,"
Berbeda dengan pendapat filosuf-filosuf,
ahli nujum dan kaum shabi'in. Ahlus Sunnah berdalil dengan ayat: "Wa maa
hum bi dhaar riin bihi min ahadin ilia bi iznillah = Dan mereka tidak dapat
membinasakan orang kecuali dengan izin Allah". Juga hadis yang
meriwayatkan bahwa Nabi saw. terkena sihir. Juga kisah wanita yang datang
kepada Aisyah r.a. yang menceriterakan bahwa ia telah belajar di Babil.ilmu
sihir.
Abu Abdullah ar-Razi berkata, "Sihir
ada delapan macam".
1. Sihir yang dibuat oleh tukang sulap dan kaum
Kasydan penyembah bintang, yang mempereayai bahwa bintang itulah yang mengatur
alam dan menentukan baik atau buruk. Dan Allah telah mengutus Nabi Ibrahim a.s.
untuk membatalkan pendapat mereka.
2. Sihir dengan hipnotis dan kekuatan
penglihatan dan perasaan hati. Karena itulah Rasulullah saw. bersabda:
Terkena mata itu memang benar, dan andaikan
ada sesuatu yang dapat mendahului takdir niscaya pandangan mata itulah.
3. Sihir dengan bantuan jin atau ruh-ruh.
Dan mereka ini terbagi dua: Ruh dan Jin mukmin dan kafir.
4. Sihir (sulap) dengan mempengaruhi
pandangan mata, karena pandangan itu ada kalanya salah, maka pelaku sihir berusaha
mempengaruhi penonton dengan suatu pandangan dan suara, sehingga mereka tidak
memperhatikan ulah si tukang sihir, karena sudah terpengaruh oleh pandangan dan
suara lain. Sebagaimana tersebut dalam ayat: "Yu khayya lu ilahi min
sih-rihim annaha tas'a = Terbayang kepadanya karena sihir mereka, seakan-akan
tongkat dan tali itu berjalan".
5. Sihir yang dibuat dengan alat-alat,
sebagaimana yang di-lakukan oleh ahli sihir Fir'aun ketika mereka memulas kayu
tongkat dan tali-tali mereka dengan air raksa, sehingga terlihat pada orang
seakan-akan bergerak.
6. Sihir yang dilakukan dengan obat-obatan
dan makanan untuk kebal dad sebagainya.
7. Sihir yang dilakukan dengan kata-kata,
mantra-mantra.
8. Sihir dengan mempengaruhi orang yang
lemah dengan sesuatu yang dapat menimbulkan kekuatan gaib, padahal tipuan
semata-mata.
Ai-Qurthubi berkala, "Sihir itu ada
hakikat kenyataannya. Sedang golongan Muktazilah dan Abu Ishaq al-Isfarayini
dari ulama Syafiiah berpendapat bahwa sihir sekedar mempengaruhi dan khayal.
Pasal
Mempelajari sihir, Abu Hanifah, Malik dan
Hanbal berpendapat kafir orang yang mempelajari sihir. Terutama jika
merasa bahwa ilmu itu boleh dipelajari atau
berguna, juga jika ia pereaya bahwa setan dapat berbuat sekehendaknya.
Asy-Syafii berkata, "Jika seorang
belajar sihir, maka kami tanya bagaimana sihirmu?" Jika ia menerangkan
apa-apa yang menyebabkan kufur sebagaimana kepereayaan orang Babil, atau percaya
pada bintang-bintang maka ia kafir, demikian juga jika ia menganggap boleh
melakukan sihir maka ia kafir. Maka jika membunuh orang dengan sihirnya maka
dihukum bunuh sebagaimana hukum had atau qishash.
Soal
Apakah boleh tukang sihir diminta untuk
mengobati sihirnya?
Said bin al-Musayyab memperbolehkan
sebagaimana diri-wayatkan oleh Bukhari. Amir asy-Sya'bi itu berkata,
"Tidak apa-apa berobat pada ahli sihir". Al-Hasan al-Bashri memakruhkan
itu, sedang dalam hadis Aisyah r.a. berkata kepada Nabi saw., "Apakah
engkau tidak meminta kepada penyihir supaya membuka sihirnya?" Jawab Nabi
saw., "Adapun Allah telah menyembuhkan aku, dan aku khawatir membuka jalan
yang tidak baik pada manusia".
Al-Qurthubi meriwayatkan dari Wahb untuk
obat sihir, "Diambil tujuh helai daun bidara lalu ditumbuk halus lalu diberi
air dan dibacakan ayatul kursi, dan diminumkan pada orang yang terkena sihir
tiga teguk dan sisanya digunakan mandi. Insya Allah akan hilang sihirnya."
Dan yang utama dibacakan Qul A'udzu
birabbil falaq, Qul A'udzu birabbinnaas, juga ditambah dengan ayatul kursi
untuk mengusir setan.
87-103
Playtech casino no deposit bonus codes for December
ReplyDeleteCasino no 안성 출장마사지 deposit bonus codes for 사천 출장마사지 December 2021. Free Spins 동두천 출장마사지 No 상주 출장안마 Deposit Welcome Bonus ✓ Free Spins No Deposit 동해 출장안마 ✓ Withdraw winnings instantly.